Kali ini saya akan memberikan artikel mengenai 10 Langkah Membuat Film Pendek.
Bikin film pendek bukan hal yang sulit. Apalagi semua
teman-teman kita sudah banyak yang pernah membuatnya. Tertarik mencoba? Boleh
banget!
Di mana pun dan dalam situasi apa pun kita bisa membuat film
pendek. Enggak perlu cari cerita yang bombastis. Kejadian
sehari-hari dalam kehidupan kita saja bisa dijadikan sumber film pendek.
Misalnya nih, saat acara ulang tahun, acara ngumpul bareng di rumah atau saat
beramai-ramai liburan ke satu tempat hiburan.
Untuk membuat film pendek pun tidak
perlu biaya mahal-mahal. Paling kita harus membeli kaset kosong yang harganya
sekitar Rp 75.000, lalu untuk biaya riset lapangan kalau tempatnya jauh dan
butuh biaya. Namun, riset ini bisa juga sama sekali enggak mengeluarkan biaya
dan, yang terakhir, adalah biaya untuk editing. Ini mungkin sedikit mahal,
sekitar 1 juta. Harga satu tempat dengan tempat yang lain bervariasi sih.
Saat membuat film pendek, yang pertama
kali harus kita pikirkan adalah cerita. Kita harus menentukan fokus cerita dari
film kita. Misalnya pas pesta ulang tahun. Maka, fokus ceritanya adalah pesta
ulang tahun. Atau
saat pergi ke tempat hiburan, fokus ceritanya ya tempat hiburan itu, misalnya,
Suatu Hari di Dunia Fantasi….
Setelah kita tentukan fokus cerita, tinggal ikuti
langkah-langkah ini!
1. Riset Awal!
Kita cari tahu dulu tentang latar
belakang yang ingin kita buat film. Kalau serius, riset ini harusnya sangat
detail, tetapi kalau mau sederhana, kita bisa saja browsing dulu di internet
atau bertanya kepada teman atau orang yang sudah mengalaminya. Kita catat data-data yang
kita dapat tadi.
2. Siapkan Peralatan
Perlengkapan yang diperlukan adalah handycam atau kamera
video apa pun beserta baterai dan charger. Jangan lupa bawa juga mikrofon
tambahan dan kabel ekstensinya, tripod, dan yang paling penting, kaset-kaset
kosong (bawa cadangan ya).
3. Riset Lapangan
Waktu sampai di tempat tujuan, kita
harus melakukan riset lebih dalam dari riset awal yang sudah kita lakukan di
rumah. Cocokkan data yang didapat saat riset awal dengan keadaan di lapangan.
Bagaimana caranya? Ya jalan, ngobrol,
dan nongkrong! Santai dan berusaha akrab dengan lingkungan yang akan
kita filmkan.
4. Buat Alur Cerita Kasar
Tentukan siapa saja yang mau diangkat sebagai tokoh dalam
film. Biasanya, dari hasil riset di lapangan, kita bisa mendapatkan sebuah ide
yang lebih spesifik dan menarik untuk diangkat dari ide awal kita di rumah.
Misalnya, “Keseharian hidup badut di Dufan”. Kemudian, buatlah alur cerita
kasar dari ide tersebut. Misalnya, tugas-tugas si badut di Dufan dan
tempat-tempat wajib yang harus didatangi si badut.
5. Buatlah Sinopsis
Cerita singkat tentang seperti apa film
yang kita buat ini. Dari sinopsis kita bisa menentukan siapa saja yang harus
kita wawancara, daftar pertanyaan untuk setiap wawancara, dan daftar
gambar-gambar (footage) yang dibutuhkan di luar wawancara.
6. Syuting atau Pengambilan Gambar
Dari hasil riset, kita sudah tahu di mana saja dan kapan
saja orang-orang yang ingin kita wawancara berada. Ada beberapa hal yang mesti
diperhatikan untuk pengambilan gambar. Yang pertama, datangi dan minta izin
mereka untuk melakukan wawancara. Ingat, jangan sekali-kali merekam wawancara
tanpa izin! Tidak etis dan bisa bikin mereka tidak suka.
Kedua, jangan lupa menggunakan mikrofon tambahan ketika
melakukan wawancara, apalagi kalau kita berada di tengah keramaian. Ketiga,
gunakan daftar pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya sebagai acuan, tetapi
jangan terlalu kaku, kita boleh bertanya hal-hal lain di luar daftar tersebut.
Keempat, buat suasana wawancara sesantai mungkin,
bertanyalah seperti kita sedang mengobrol biasa. Sebab, keberadaan kamera video
bisa membuat orang gugup, jaim, dan tidak bisa menjawab jujur.
Kelima, gunakan tripod bila wawancara berlangsung cukup lama
dan tidak dilakukan sambil bergerak. Keenam, Selesaikan semua wawancara dari
daftar orang yang sudah kita buat. Setelah itu rekam semua gambar yang sudah
kita tulis dalam daftar footage kita. Kalau kita masih punya waktu dan kaset
cadangan, kita boleh kok merekam gambar-gambar tambahan lain yang mungkin nanti
bisa berguna saat tahap editing.
Ketujuh, setelah semua selesai direkam.
Periksa lagi semua daftar yang kita punya. Baca lagi sinopsis awal kita. Apa semua sudah cukup. Jangan
sampai ada yang terlupa.
7. Buat Alur Cerita Final
Sesuaikan hasil catatan dengan hasil
wawancara yang sudah kita buat. Masih sesuaikah? Harus diubahkah? Ke arah mana
harus dikembangkan?
Hal ini sangat mungkin terjadi karena
hasil wawancara bisa banget menghasilkan data-data yang lebih banyak dan
mungkin berbeda dari apa yang sudah kita siapkan sebelumnya. Enggak masalah
kok. Perbaiki dan buat sinopsis baru yang bisa disusun dari hasil rekaman yang
sudah kita tonton berulang kali.
Setelah selesai, barulah sinopsis final
ini bisa jadi panduan untuk mulai mengedit.
8. Mengedit Film
Mulai capture hasil rekaman yang sudah kita pilih sebelumnya
ke dalam komputer menggunakan program editing yang biasa kita pakai. Setelah
itu susun film kita berdasarkan sinopsis final yang sudah kita buat sebelumnya.
Masukkan footage-footage yang kita sudah rekam. Buat alur
semenarik mungkin, jangan terlalu banyak wawancara yang bisa membosankan.
Idealnya, panjang film 8-12 menit.
9. Musik Latar atau “Soundtrack”
Tambahkan musik latar yang sesuai,
jangan pakai musik orang sembarangan ya! Sebisa mungkin buat musik sendiri atau
minta teman yang pandai membuat musik untuk membuatkan musik untuk film ini.
10. Terakhir, koreksi warna atau “color correction”
Masukkan opening title (pilih judul yang catchy dan bisa menggambarkan
keseluruhan film), tambahkan credit title, mixing suara, wrap! Jadikan DVD biar
bisa ditonton beramai-ramai.
Oleh: Teguh Andrianto/ Muti Siahaan Tim Muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar